Mahasiswa Indonesia Demo Palestina
Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi unjuk rasa mahasiswa yang menunjukan solidaritas terhadap Palestina mulai menggema di seluruh dunia.
Mereka tergerak setelah Tel Aviv melancarkan serangan ke wilayah kantong Palestina, Gaza, yang saat ini telah menewaskan hingga lebih dari 34.000 warga sipil.
Secara rinci, hampir seluruh mahasiswa terus meneriakkan gerakan agar perguruan tinggi melakukan divestasi dari perusahaan yang mendukung Israel.
Apa itu divestasi dan hubungannya dengan Israel?
Mengutip situs web Cornell Law School, divestasi adalah proses di mana suatu organisasi menjual saham, aset, atau investasi lainnya karena alasan politik, etika, atau keuangan. Dalam konteks universitas, melakukan divestasi berarti menarik investasi pada perusahaan tertentu yang didanai oleh dana abadi universitas.
Divestasi telah menjadi salah satu tuntutan gerakan skala global, gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS). Ini merupakan sebuah upaya internasional yang menyerukan boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang dituduh terlibat dalam pendudukan wilayah Palestina, perang di Gaza, dan melanggar hukum internasional.
Video: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza
Demo pro Palestina berlangsung di Kota Bandung, Selasa (7/5/2024) siang. Ratusan civitas dari Perguruan Tinggi Muhamadiyah dan Aisyiyah (PTMA) menggelar aksi demo di depan Gedung Sate, Kota Bandung. Mereka menyatakan dukungan terhadap Palestina.
Pantauan detikJabar pukul 11.30 WIB, seribuan mahasiswa hingga dosen menggelar aksi demo di depan Gedung Sate. Mereka memprotes perang yang tak kunjung berhenti di Gaza. Mahasiswa juga menyerukan aksi boikot terhadap produk-produk Israel.
"Kami dari PTMA melakukan aksi yang sama di berbagai kota di Indonesia, termasuk di Bandung hari ini dari Universitas Aisyiyah dan Universitas Muhamadiyah Bandung," ucap Plh Rektor Universitas Aisyiyah Bandung Siti Sabariah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti mengungkapkan, demo pro Palestina digelar serentak oleh seluruh PTMA di Indonesia. Menurutnya PTMA sepakat menyuarakan aksi bela Palestina dan mengecam apa yang dilakukan zionis Israel yang tidak berhenti menggempur Gaza.
"Meski kita jauh dari Palestina, tapi sebagai suatu bentuk dukungan moril kita harus menyuarakan hal ini, sehingga badan-badan dunia tergerak untuk membela saudara kita di sana (Palestina)," ujarnya.
"Kami salah satu poin tuntutannya kepada pemerintah untuk menyuarakan dukungan kepada Palestina dan mengecam negara pendukung Israel yang melakukan penindasan," imbuhnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung Herry Suhardiyanto menambahkan, demo pro Palestina ini merupakan bentuk untuk mewujudkan cita-cita proklamasi yang tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945.
"Yang secara tegas menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," tegas Herry.
Herry menuturkan, Bandung sebagai tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika punya spirit untuk mengawal tegaknya konstitusi baik bagi bangsa sendiri maupun bangsa lain.
Dia mengungkapkan, dalam tegaknya konstitusi itu, penjajahan seperti apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina harus segera dihentikan. Dia berharap Palestina bisa segera merdeka dan masyarakatnya hidup layak tanpa perang.
"Berikan kesempatan pada bangsa Palestina untuk hidup layaknya bangsa yang merdeka," pungkasnya.
Sementara itu, koordinator aksu Faisal Amien mengutuk tindakan Israel. Ia menyebut Israel melakukan perbuatan zalim.
"Aksi ini kita gaungkan bukan hanya sebagai warga Indonesia, bukan hanya sebagai kaum muslimin, tapi sebagai manusia yang peduli terhadap sesama manusia yang dizalimi, digenosida secara babi buta," ucap Faisal Amien Prawira selaku koordinator lapangan aksi bela Palestina.
Tampak sejumlah masyarakat juga turut bergabung alam aksi bela Palestina. Mereka menyuarakan kemerdekaan bagi Palestina dengan lantang menyerukan 'We Free Palestine'. Cuaca terik tak menyurutkan semangatkan demonstran untuk menyuarakan kebebasan Palestina.
"Dengan pesan yang kita gaungkan pada hari ini semoga warga Indonesia terbuka matanya atas jahatnya perlakuan yang telah dilakukan Israel kepada saudara kita di Palestina," ujar Faisal Amien.
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa waktu terakhir, dunia telah menyaksikan gelombang demonstrasi mahasiswa yang menggema di berbagai belahan dunia. Aksi solidaritas Pro-Palestina yang menghiasi jalanan kota-kota besar tidak hanya mencerminkan kepedulian global terhadap nasib rakyat Palestina.
Aksi tersebut juga menjadi keinginan keras untuk menuntut keadilan atas konflik yang telah berkecamuk selama bertahun-tahun. Salah satunya dimulai oleh AS yang mengingatkan akan kericuhan tahun 98.
Simak informasi selengkapnya dalam program Big Stories CNBC Indonesia, Jumat (10/05/2024).
© 2024 Trans Media, CNN name, logo and all associated elements (R) and © 2024 Cable News Network, Inc. A Time Warner Company. All rights reserved. CNN and the CNN logo are registered marks of Cable News Network, Inc., displayed with permission.
Demo mahasiswa terkait perang Israel-Hamas meningkatkan ketegangan di kampus-kampus AS dan menyebabkan puluhan mahasiswa ditangkap di Universitas Yale. Demo mahasiswa juga terjadi di Universitas Columbia sehingga menyebabkan pengalihan perkuliahan secara online pada Senin.
Dilansir AFP, Selasa (23/4/2024), demo terjadi di Universitas Columbia dan juga menyebar ke kampus-kampus lain, termasuk MIT, New York University, University of Michigan dan Yale. Setidaknya 47 orang ditangkap pada hari Senin setelah menolak permintaan untuk membubarkan diri.
"Universitas mengambil keputusan untuk menangkap orang-orang yang tidak mau meninggalkan alun-alun dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan seluruh komunitas Yale dan mengizinkan semua anggota komunitas kami mengakses fasilitas universitas," kata universitas Ivy League dalam sebuah pernyataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siswa yang ditangkap juga akan dirujuk untuk tindakan disipliner Yale, yang mencakup serangkaian sanksi, seperti teguran, masa percobaan, atau skorsing," sambung pernyataan itu.
Sementara itu di Universitas Columbia, sekelompok mahasiswa menggelar demo telah mendirikan "Perkemahan Solidaritas Gaza" di halaman rumput di Universitas Columbia. Beberapa mahasiswa Yahudi di institusi bergengsi di New York melaporkan intimidasi dan anti-Semitisme di tengah protes yang berlangsung selama berhari-hari.
Dalam surat terbukanya kepada komunitas universitas, Rektor Universitas Columbia Nemat Shafik mengatakan perlu adanya "pengaturan ulang".
"Selama beberapa hari terakhir, terlalu banyak contoh perilaku intimidasi dan pelecehan di kampus kita," ujarnya.
"Bahasa anti-Semit, seperti bahasa lain yang digunakan untuk menyakiti dan menakut-nakuti orang, tidak dapat diterima dan tindakan yang tepat akan dilakukan," kata Shafik.
Universitas Columbia lalu memerintahkan perkuliahan digelar secara virtual.
"Untuk meredakan dendam dan memberi kita semua kesempatan untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya, saya mengumumkan bahwa semua kelas akan diadakan secara virtual pada hari Senin," tambahnya.
Diketahui demonstran pro-Palestina memulai protes pekan lalu, menyerukan agar universitas tersebut melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel.
Lebih dari 100 demonstran dari mereka ditangkap setelah otoritas universitas memanggil polisi ke kampus swasta tersebut pada hari Kamis, sebuah tindakan yang tampaknya meningkatkan ketegangan dan memicu lebih banyak orang yang hadir pada akhir pekan.
Universitas telah menjadi fokus perdebatan budaya yang intens di Amerika Serikat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober dan respons militer Israel yang luar biasa terhadap serangan tersebut.
Simak Video: AS Selidiki Dugaan Pelanggaran HAM Israel di Gaza
[Gambas:Video 20detik]
Rezim Assad Runtuh, Utusan Khusus PBB Serukan Keadilan di Suriah, Bukan Aksi Balas Dendam
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Dampak protes pada divestasi
Christopher Marsicano, asisten profesor studi pendidikan di Davidson College di North Carolina, mengatakan divestasi ini sangat sulit dilakukan. Ini disebabkan andil atau saham perusahaan itu yang besar justru terkait dengan Israel.
Marsicano juga menambahkan bahwa divestasi mungkin tidak akan memberikan banyak dampak ekonomi terhadap dana abadi universitas atau perekonomian Israel. Namun dampak politiknya bisa lebih signifikan.
"Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyebutkan protes mahasiswa di universitas-universitas Amerika secara terbuka. Jelas bahwa protes ini telah menarik perhatian pemerintah Israel dan memberikan tekanan pada para pemangku kepentingan untuk mendukung gencatan senjata," kata Marsicano.
Saksikan video di bawah ini:
Perusahaan yang dicatut
Sebuah investigasi yang diterbitkan oleh Program Aktivisme Ekonomi dari American Friends Service Committee (AFSC) menuliskan empat perusahaan yang terang-terangan mendukung Israel.
Perusahaan pertama yang dicatut adalah Cisco. Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) itu disebut menjalin kemitraan jangka panjang dengan Israel pada tahun 2018 untuk mengembangkan pusat kerja bersama guna membantu mengintegrasikan kota-kota kecil dan daerah terpencil ke dalam industri teknologi tinggi Tel Aviv.
Beberapa dari pusat-pusat ini setidaknya sebagian didirikan di "Palestina dan Suriah yang diduduki" seperti pendudukan Israel di Tepi Barat (Palestina) dan Dataran Tinggi Golan (Suriah) yang dipandang ilegal menurut hukum internasional.
Lalu ada Lockheed Martin, yang merupakan perusahaan militer terbesar di dunia. Perusahaan itu memasok senjata kepada pemerintah Israel.
"Selain itu, senjata tersebut terkadang diberikan kepada Israel melalui program Pembiayaan Militer Luar Negeri pemerintah AS," demikian temuan penyelidikan AFSC.
Setelahnya, raksasa alat berat Caterpillar juga disebutkan terlibat dalam dukungan kepada Israel melalui program pembiayaan AS. Militer Israel secara rutin menggunakan bulldozer D9 Caterpillar untuk menghancurkan properti warga Palestina.
Kemudian, AFSC menemukan mesin dan tenaga listrik serta sistem mekanis yang dibuat General Electric telah diintegrasikan ke dalam jet tempur, helikopter serang, dan pesawat pengintai militer Israel.